Minggu, 04 September 2011

Bagaimana Menaikkan Kolesterol Baik?

Asep Candra | Selasa, 9 Agustus 2011 | 07:08 WIB

Share:
Alat pengukur kadar kolesterol
KOMPAS.com —  Seorang perempuan berusia 38 tahun melakukan tes kesehatan rutin dua tahunan. Setelah menerima hasilnya, terlihat bahwa kadar kolesterol "baik", HDL, di bawah garis bawah normal, yaitu 39 mg/dl. Untuk perempuan, kadar terendah adalah 50 mg/dl.
Padahal, tugas kolesterol HDL adalah menghancurkan kolesterol dari tubuh sebelum sel-sel itu punya kesempatan untuk menghambat kelancaran arteri. Angka HDL harus lebih tinggi untuk mengurangi penyakit jantung.
Untung saja, kadar kolestreol "jahat" atau LDL mendekati  kadar ideal yaitu 101 mg/dl, sedangkan trigliserida 93 mg/dl. Dengan demikian, kadar kolesterol total adalah 169 mg/dl. Batas kadar kolesterol terbaik kurang dari 200 mg/dl.
Cara menghitung kolesterol total adalah: LDL HDL + (Trigliserida/5)
Semua berlomba untuk mendapatkan angka total kolesterol di bawah 200 mg/dl. Namun, tentu lebih penting lagi untuk mempertahankan rasio LDL dan HDL serendah mungkin.
Menurut artikel yang diterbitkan Current Medical Research and Opinion, perbandingan LDL dan HDL lebih tinggi daripada 8,0 berpotensi menyebabkan penyakit jantung koroner.
Trik untuk mendapatkan keseimbangan rasio tersebut adalah menurunkan kadar LDL atau menaikkan kadar HDL. Untuk kasus perempuan di atas, sebaiknya ia menaikkan kadar HDL sebisa mungkin tanpa obat-obatan, seperti Niacin.
Banyak penelitian medis menunjukkan, asam lemak omega-3 sangat efektif untuk menaikkan kadar HDL. Omega-3 tersebut biasanya ada di dalam ikan, seperti salmon. Ada baiknya menambahkan biji labu ke dalam oatmeal saat sarapan. Biji labu dan biji bunga matahari juga mengandung konsentrasi omega-3 tinggi, sama banyaknya dengan yang terdapat di dalam ikan. Biji-bijian itu bisa menjadi alternatif untuk mereka yang tidak bisa mengonsumsi ikan.
Alternatif lain adalah mendapatkan omega-3 melalui suplemen yang bisa didapatkan di berbagai apotek. Suplemen tersebut terbukti efektif menaikkan HDL. Makanan lain adalah teh hijau dan cokelat hitam. Suplemen vitamin D juga memiliki efek yang positif terhadap peningkatan HDL.
Lalu, siapa yang tidak suka jus jeruk? Nah, yang terakhir ini salah satunya berfungsi menaikkan HDL.
Kadar kolesterol
* Total 
Di bawah 200 mg/dl = terbaik
200-239 mg/dl = perbatasan menuju tinggi
240 mg/dl ke atas = tinggi
* LDL
Di bawah 70 mg/dl = terbaik untuk mereka yang memiliki risiko tinggi terkena sakit jantung
Di bawah 100 = terbaik untuk mereka yang berisiko terkena sakit jantung
100-129 mg/dl = mendekati ideal
130-159 mg/dl = perbatasan menuju tinggi
160-189 mg/dl = tinggi
190 mg/dl ke atas = sangat tinggi
*HDL
Di bawah 40 mg/dl (pria) dan di bawah 50 (wanita) = buruk
50-59 mg/dl = baik
Di atas 60 mg/dl = terbaik
* Trigliserida
Di bawah 150 mg/dl = terbaik
150-199 mg/dl = perbatasan menuju tinggi
200-499 mg/dl = tinggi
500 mg/dl ke atas = sangat tinggi

Memahami Arti Kadar Trigliserida

Lusia Kus Anna | Kamis, 18 Agustus 2011 | 12:03 WIB
Share:
shutterstock
Kompas.com - Dokter merekomendasikan pria dan wanita untuk mengecek kadar lemak darah kolesterol dan trigliserida minimal lima tahun sekali, dimulai sejak usia 20 tahun. Trigliserida adalah jenis lemak tubuh lainnya. Bila jumlah trigliserida berlebihan juga dianggap mempermudah pembentukan aterosklerosis, meski hubungannya belum sejelas seperti angka kolesterol. Untuk mengetahui arti dari hasil tes trigliserida Anda, simak penjelasan berikut.
Kurang dari 150 mg/dL (Normal)
Ini berarti risiko Anda untuk terkena penyakit kardiovaskular rendah. Anda bisa menjaganya selalu dalam kondisi normal dengan cara menjaga berat badan tetap ideal, berolahraga teratur, berhenti merokok dan memiliki pola makan sehat.
150mg/dL - 199 mg/dL (batas atas) Kadar trigliserida dalam range ini tergolong tinggi. Biasanya disebabkan karena faktor gaya hidup dan masih bisa diatasi dengan modifikasi gaya hidup. Jika ada penyakit lain (seperti diabetes, ginjal atau tirodid), atau pun obat-obatan (misalnya betablocker atau kortisosteroid) yang berperan terhadap tingginya trigliserida, sebaiknya konsultasikan pada dokter.
200mg/dL - 499mg/dL (Tinggi)
Kadar trigliserida yang tinggi bisa disebabkan oleh kombinasi faktor genetik dan gaya hidup. Mereka yang masuk dalam kategori tinggi biasanya juga memiliki faktor risiko penyakit jantung seperti lingkar pinggang yang lebar atau resistensi insulin yang menyebabkan diabetes. Perubahan gaya hidup adalah terapi utama yang bisa dilakukan. Obat-obatan terkadang juga diresepkan dokter.
Di atas 500 mg/dL (Sangat tinggi)
Orang yang memiliki kadar trigliserida sangat tinggi biasanya juga menderita diabetes tipe dua dan faktor risiko lain penyakit jantung. Jika kadar trigliserida sudah melebihi 1.000 mg/dl, akan terjadi peningkatan risiko pankreatitis akut atau inflamasi di pankreas. Kadar trigliserida yang sangat tinggi pada umumnya diatasi dengan perubahan gaya hidup dan obat-obatan.

Pola Makan Penurun Kolesterol

Lusia Kus Anna | Kamis, 25 Agustus 2011 | 10:38 WIB
Share:
shutterstock
Kompas.com - Mengurangi lemak jenuh, terutama lemak yang terdapat dalam daging merah selama ini dianggap sebagai kiat antikolesterol yang paling efektif. Padahal, pola makan yang sarat lemak tidak jenuh jauh lebih efektif untuk menurunkan kolesterol. Dalam sebuah penelitian di Kanada dan melibatkan 351 partisipan yang memiliki kadar kolesterol tinggi diketahui orang yang menganut pola makan kaya akan lemak tidak jenuh berhasil menurunkan kolesterolnya hingga 13 persen dalam waktu enam bulan. Sementara itu orang yang mengonsumsi makanan rendah lemak saja penurunan kolesterolnya hanya 3 persen.
Pola makan penurun kolesterol yang terdiri dari lemak tidak jenuh itu antara lain penggunaan minyak zaitun daripada mentega, margarin yang diperkaya dengan sterol, alpukat, oatmeal, kedelai, kacang-kacangan seperti almond, hazelnut, kenari, pistachio, dan sebagainya.
Sementara itu kelompok yang memiliki pola makan tinggi serat dan serelia utuh hanya mendapatkan keuntungan penurunan kolesterol 3 persen.
Dalam penelitian itu tidak diberlakukan pengaturan kalori namun secara umum kedua kelompok itu memiliki penurunan berat badan yang hampir sama, antara 1,2 - 1,7 kilogram dalam enam bulan.
Makanan yang mengandung lemak jenuh diketahui akan meningkatkan LDL atau kolesterol jahat serta kolesterol total. Sebaliknya, menyantap lemak tidak jenuh atau jenis lemak yang baik kadar kolesterol akan lebih cepat turun.

Pangan Penghancur Lemak

Lusia Kus Anna | Sabtu, 3 September 2011 | 14:07 WIB
Share:
shutterstock
Kompas.com - Lebaran identik dengan makanan enak sarat lemak karena memakai santan dalam proses pengolahannya. Hati-hati, lemak tersebut potensial menaikkan kadar kolesterol darah. Imbangi dengan asupan serat, vitamin, dan mineral agar tubuh tetap sehat. Usai Lebaran, banyak orang mengeluhkan berat badannya semakin bertambah, meski sudah mengurangi porsi karbohidrat. "Penjelasan kenapa berat badan bertambah sederhana saja. Satu gram karbohidrat hanya menghasilkan 4 kalori, sedangkan 1 gram lemak 9 kalori. Itu yang bikin tubuh tambah berat," kata Ir.Asih Setiarini, MsC, dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Hidangan Lebaran umumnya tinggi lemak dan kalori, tetapi kurang serat, vitamin, dan mineral. Padahal konsumsi lemak terus-menerus bisa meningkatkan kolesterol darah. Kondisi tersebut memicu timbulnya plak pada pembuluh darah yang akan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner.
Tubuh tetap memerlukan serat, selain vitamin dan mineral, yang bisa didapat dari  bahan pangan berikut ini:
Agar-agar
Bahan pembuat agar-agar, yakni rumput laut, mengandung serat pangan larut air. Sifat serat pangan yang bersifat larut adalah kemampuannya untuk menurunkan konsentrasi kolesterol darah sehingga dapat mencegah penyakit jantung dan tekanan darah tinggi.
Cincau hijau
Mengandung karbohidrat, polifenol, vitamin A dan B. 100 gram cincau hijau mengandung 6,23 gram serat kasar, memadai untuk memenuhi kebutuhan serat harian. Manfaat lain, yakni mengurangi panas perut, menurunkan tekanan darah, meredakan disentri, sariawan, bisul, dan demam.
Cincau hitam
Secara tradisional dipercaya sebagai pereda panas, demam, sakit perut, diare, batuk, pencegah gangguan pencernaan dan penurun tekanan darah.
Teh hijau
Mengandung polifenol, antioksidan dosis tinggi yang efektif memerangi radikal bebas. Senyawa polifenol membantu menjaga pembuluh darah dari kontraksi yang berpotensi menaikkan tekanan darah, juga membantu mengurangi risiko kanker, serta efektif untuk menurunkan berat badan.
Teh rosela
Penelitian menunjukkan, rosela mengandung betasitosterol yang mempunyai struktur kimia mirip kolesterol. Fungsinya menghambat penyerapan kolesterol. Konsumsi 1 liter teh rosela sebelum sarapan selama 4 minggu juga mampu menurunkan tekanan darah tingkat rendah dan sedang. Daya kerjanya hampir sama dengan obat antihipertensi komersial.